Press ESC to close

TOPDAM IX/UDAYANA SULAP LAHAN MENJADI PRODUKTIF MELALUI PROGRAM URBAN FARMING GUNA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN

TOPDAM IX/UDAYANA SULAP LAHAN MENJADI PRODUKTIF MELALUI PROGRAM URBAN FARMING GUNA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN

      Urban Farming merupakan praktik bercocok tanam di daerah perkotaan atau area yang padat penduduk. Biasanya dilakukan di lahan-lahan kecil seperti pekarangan, atap bangunan, teras, halaman belakang, atau bahkan di dalam ruangan seperti dalam pot atau hidroponik. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memanfaatkan lahan yang terbatas diperkotaan untuk aktivitas pertanian. Urban farming (pertanian perkotaan) pada prinsipnya merupakan segala upaya yang dilakukan dalam pemanfaatan ruang atau lahan yang masih ada, salah satu contohnya adalah dengan menanam sayuran di botol plastik bekas dan lahan terlantar lainnya disekitar rumah atau perkantoran.

       Adanya ruang minimalis atau lahan terlantar yang tidak dimanfaatkan menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh Katopdam IX/Udayana dalam memberdayakan anggota satuan untuk dimanfaatkan agar dapat menghasilkan produksi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pangan. Topdam IX/Udayana menggerakkan seluruh anggota satuannya untuk memanfaatkan lahan kosong di area perkantoran dan asrama melalui urban farming. Program ini merupakan bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional seperti yang dicanangkan oleh Pangdam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Muhammad Zamroni, S.IP., M.Si. Kegiatan pertanian yang dilakukan oleh anggota Topdam ini disela waktu luang dengan memanfaatkan area dan lahan terbatas di ruang terbuka sekitar Kantor Topdam IX/Udayana untuk menghasilkan produk tani seperti menanam sayuran hijau (bayam, sawi, kacang panjang), kecipir, pare, dan cabai, tomat, mentimun hingga terong.

     Dengan menanam sayuran seperti terong, cabai, kacang panjang, tomat, dan sawi baik secara langsung pada lahan tanah terbuka maupun dalam polibag, para anggota berhasil menciptakan sumber pangan sehat dari lahan yang sebelumnya tidak terpakai. Pada acara panen bersama yang dipimpin oleh Katopdam IX/Udayana, Kolonel Ctp Sugeng Ribawanto, S.Pd, para anggota menikmati hasil jerih payah mereka yang memperkuat rasa kebersamaan dan kesadaran lingkungan, pada Kamis, 14 November 2024. Harapannya kegiatan satuan ini dapat memberikan kontribusi pada ketahanan pangan, memberikan alternative untuk anggota atau masyarakat yang lebih luas dalam mendapatkan penghasilan, dan juga sebagai sarana rekreasi dan hobi bagi anggota.

     Tahapan kegiatan urban farming yang dilakukan oleh anggota di satuan Topdam IX/Udayana dimulai dari pembibitan, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan (penyiraman, penyiangan hama, pemupukan, pemotongan bagian tanaman yang terinfeksi penyakit/kering), dan terakhir tahap panen. Kendala yang dihadapi dalam proses urban farming di Topdam IX/Udayana adalah terkendala cuaca yang sangat extrim sehingga mengakibatkan tanaman tidak bisa tumbuh dengan maksimal. Namun demikian, untuk mengurangi resiko kegagalan dan melindungi tanah dari gerusan cuaca ekstrem maka dibuatkan metode penyiraman secara berkala, pembuatan saluran air dan penggemburan tanah dengan tujuan tanaman tidak tergenang air, dan pemupukan kompos / dari daur-ulang sisa tanaman sehingga tujuan utama dari urban farming yaitu memproduksi makanan segar dan sehat yang dapat dikonsumsi bisa tercapai. Kegiatan ini dilakukan di berbagai tempat kosong seperti halaman kantor, taman kantor, rumah/asrama, dan bahkan di dalam ruangan beratap dengan menggunakan metode hidroponik atau aquaponik.

     Selain itu, pemanfaatan lahan minimalis di sekitar perkantoran Topdam IX/Udayana tidak hanya sebatas sayur – sayuran melainkan terdapat berbagai jenis pohon berbuah seperti mangga, kelengkeng, sawo dan jambu yang selalu berbuah ketika musimnya. Hal ini menjadikan kebersamaan seluruh anggota dalam kesempatan panen bersama bisa merasakan hasil pangan produktif dan kesadaran lingkungan yang hijau dan asri sehingga hubungan kekerabatan antar anggota dapat tumbuh terjalin dengan menguatnya rasa kebersamaan dan menciptakan budaya bergotong royong memelihara tanaman produktif  di lingkungan satuan maupun di lingkungan asrama Ksatrian Praja Raksaka, Kodam IX/Udayana, Kepaon. Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri, serta mengurangi ketergantungan pada bahan pangan dari luar. Selain itu, juga merupakan sebagai salah satu cara lain untuk menurunkan emisi karbon di perkotaan.

     Dalam kesempatan tersebut Katopdam menyampaikan bahwa Urban farming ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan tetapi juga menciptakan lingkungan kantor yang lebih rindang, asri dan sehat. “Langkah ini dapat menginspirasi masyarakat luas untuk melakukan urban farming di area pekarangan rumah warga atau asrama rumah dinas, semua ini demi kesehatan, keberlanjutan, dan ketahanan pangan keluarga,” pungkas Katopdam.

     Program urban farming ini sangat bagus untuk diangkat sebagai salah satu solusi untuk solusi ketahanan pangan, karena melalui model ini kita bisa memanfaatkan seoptimal mungkin lahan (dalam hal ini ruang) yang dimiliki setiap warga masyarakat karena manfaat yang didapat dari melakukan urban farming adalah dapat meningkatkan hasil pertanian lokal walaupun terbatas karena untuk mengirim hasil tani dari tempat lain lebih membutuhkan tenaga distribusi yang lebih besar sehingga mengurangi jejak karbon karena bahan makanan tidak perlu dikirim dari tempat yang jauh.

     Ketahanan pangan harus dilakukan untuk menjamin adanya ketersediaan bahan makanan, masyarakat dapat hidup dengan sehat dan beraktivitas untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Sayangnya, seiring meningkatnya jumlah masyarakat, bahan makanan turut berkurang. Maka dari itu usaha ketahanan pangan sebuah negara untuk menyediakan bahan makanan menjadi penting dilakukan.

 

 

(Topdam IX/Udy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *